JUMLAH FI’LIYAH DAN JENIS-JENIS FI’ILNYA
A. Apa itu Jumlah Fi'liyah?
Sebelum masuk
pembahasan jumlah fi’liyah, ada yang tau apa itu jumlah? . jumlah disini bukan
jumlah dalam bahasa indonesia ya (bilangan yang dikumpulkan jadi satu). Yang
pernah belajar bahasa Arab di sekolah pasti tau. Ya betul, jumlah dalam bahasa
Arab biasa disebut kalimat dalam bahasa Indonesia.
Nah, dalam bahasa
Arab sama halnya bahasa Indonesia, ada pembagian jenis kalimat. Diantaranya
dalam bahasa Arab, kalo dilihat dari segi kata yang mendahului, kalimat terbagi
menjadi dua ; fi’liyah dan ismiyah. Maksudnyah?
Maksudnya gini,
kata dalam bahasa Arab kan ada isim, juga fi’il. Nah, kalau yang mendahului itu
isim. Namanya nanti disebut jumlah ismiyah. Sedangkan kalo yang mendahului itu
fi’il, namanya nanti jumlah fi’liyah. Sudah
paham? Belum?
Ya sudah,, contoh
:
1.
القلم في الحقيبة
2.
قرأ الطالب المجلة في المكتبة
Contoh nomor satu
itu namanya jumlah ismiyah, karena kata yang mendahului berupa isim yaitu القلم (pulpen). Sedangkan
contoh nomor dua namanya jumlah fi’liyah, karena kata yang mendahului berupa
fi’il/kata kerja yaitu قرأ (membaca).
Sudah paham?
Mudah-mudahan sudah ya, kalo kepanjangan nggak dibahas-bahas nanti topiknya.
Yang belum paham silahkan komentar.
Langsung ke
topik. Apa itu JUMLAH FI’LIYAH?
Ya, yang cermat
dari pembahasan saya diatas pasti sudah tau. Yaitu, kalimat yang diawali oleh
kata kerja atau fi’il. Dalam bahasa Indonesia dan bahasa yang lain, nggak ada
jenis kalimat ini. Kalimat ini hanya ada dalam bahasa Arab. Sedangkan bahasa
yang lain umumnya kalo nggak salah, mereka menggunakan susunan jumlah ismiyah.
Juga bisa
dikatakan jumlah fi’liyah adalah kalimat verbal, Cuma uniknya predikatnya ini
mendahului subjeknya. Bingung ya? Ya sama. Saya juga bingung.
Langsung
contohnya saja.
قرأ أحمد القران (ahmad membaca Al-Quran)
يجلس عمر (umar duduk)
تكتب عين الدروس (Aini menulis pelajaran)
أذهب إلى المدرسة (Saya pergi ke sekolah)
Dari susunan
kalimat diatas bisa kita buat rumus untuk jumlah fi’ilyah , yaitu :
فعل + فاعل
Fi’il itu kata
kerja, sedangkan fa’il itu subjek (pelaku).
Yang perlu
diingat, susunan diatas adalah susunan minimal yang harus ada pada jumlah
fi’liyah. Artine opo? Artinya nggak bisa Cuma fi’ilnya aja, atau fa’ilnya aja.
Kaya aku nggak bisa hidup tanpa kamu. (eh?)
Jadi , susunan
jumlah fi’liyah yaitu terdiri dari fi’il dan fa’il, nanti berbeda dengan jumlah
ismiyah yang susunannya berupa mubtad’ dan khobar.
okelah, biar
gampangnya kita coba uraikan contoh-contoh diatas :
مفعول به
|
فاعل
|
فعل
|
|
إلي المدرسة
|
القران
الدروس
|
أحمد
عمر
عين
سلمان
|
قرأ
يجلس
تكتب
يذهب
|
Dari contoh
diatas sudah paham? Insya Alloh sudah ya.
Nah, yang perlu
diingat, FA’IL meskipun subjek (pelaku), tidak selamanya berupa manusia, tapi
bisa yang lainnya seperti contoh ini :
ينزل المطر (turun hujan)
Dari kalimat
diatas yang menjadi subjek/Fa’il adalah المطر (hujan).
Juga fa’il nggak
selamanya berbentuk isim zhohir (nampak) bisa berupa kata gantinya saja yang
ada pada kata kerjanya. Contoh :
جاء رودي في المدرسة و يجلس
قريبة من مدرسه
Kalimat yang
bergaris merupakan jumlah fi’liyah, fi’ilnya nggak perlu disebutkan karena
sudah disebutkan pada kalimat sebelumnya.
Kalau
diartikan : rudi sudah datang di
sekolah, dan dia duduk dekat gurunya.
B. Jenis Fi'il dalam Jumlah Fi'liyah
Untuk mempermudah pemahaman , lihat kembali contoh sebelumnya :
مفعول به
|
فاعل
|
فعل
|
|
إلي المدرسة
|
القران
الدروس
|
أحمد
عمر
عين
سلمان
|
قرأ
يجلس
تكتب
يذهب
|
Apa perbedaannya?
. Ya, terkadang ada kalimat yang memiliki maf’ul bih , terkadang juga tidak.
Kenapa?
Alasannya
dipengaruhi oleh jenis fi’ilnya.
Ada dua jenis
fi’il yang didasarkan perlunya maf’ul bih dimunculkan. Oh iya, maf’ul bih dalam
bahasa Indonesia dikenal sebagai objek.
1. 1. Fi’il Lazim (Kata kerja intransitif)
Adalah kata kerja yang tidak memiliki maf’ul bih (objek). Atau biasa
disebut dalam bahasa Indonesia yaitu kata kerja intransitif.
درس مجاهد في الغرفة
قمت مع صديقي
2. Fi’il Muta’adi (Kata Kerja Transitif)
Adalah kata kerja yang memiliki maf’ul bih (objek). Atau biasa disebut
sebaga kata kerja transitif.
Contoh :
قرأت الكتاب في غرفة
الجلوس
يركب السيارة إلى
المدرسة
Dari dua jenis diatas berarti ada dua susunan dalam jumlah fi’liyah , yaitu
:
فعل + فاعل
فعل +
فاعل + مفعول به
Yak
itulah penjelasan tentang jumlah
fi’liyah dan jenis-jenis fi’ilnya. Jadi bisa kita ambil kesimpulan sbb :
Okeh, syukron 'ala ihtimamikum, tunggu artikel selanjutnya. ^_^
saran ajj buat artikelnya..
BalasHapusitu bahasa arabnya kasih harakat dong pak soalnya kami para pelajar belom ngerti. ntr haraktnya ada yg diubah" lagi gitu
Siap bosque
Hapuskalau jumlah fi'liyah, awalnya boleh berupa isim dulu nggak?
BalasHapusGaboleh kan sdh dijelaskan kalo diawali isim namanya jumlah ismiyah
Hapus@sabah ashfiya, tidak bisa, karena jumlah fi'liyah itu sudaj dijelas diawali dengan fi'il
BalasHapus@sabah ashfiya, kalo diawali dgn isim brarti itu jumlah ismiyah..
BalasHapusPengertiannya fi'liyah itu apa om?
BalasHapusKalimat yg diawali dg kata kerja (fi'il)
HapusAku br sj.belajar jd g bs comment......mksihhhh u yg udah jwb yaaaa.slm knl
BalasHapusKalau setelah fiil lalu fail dan maf'ul...apakah maf'ulnya boleh lebih dari satu
BalasHapusboleh, ada jenis fiil yang memang membutuhkan 2 ato 3 maful
HapusKalau isim nama termasuk maf'ul atau fa'il?
BalasHapusKalau huruf termasuk apa?
T peduli nama tao bukan bentuk isim... t berpngaruh pada fail taupun maful... karena maful tau fail adalah kedudukan...
HapusJika failnya tatsniya/jama'... Apakah fi'ilnya ttp mufrod?
BalasHapusberubah..bahkan utk muannats n mudzakkar juga beda fi'ilnya..bantu jawab
HapusKalo jumlah fi'liyah fiilnya tetap mufrod dengan menyesuaikan domirnya saja
HapusKalo jumlah ismiyah, jika khobarnya berupa fiil , wajib sama dengan mubtadaknya
Kalo jumlah fi'liyah fiilnya tetap mufrod dengan menyesuaikan domirnya saja
HapusKalo jumlah ismiyah, jika khobarnya berupa fiil , wajib sama dengan mubtadaknya
Kalau fa'ilnya tasniyah ya fi'ilnya juga tasniyah. Harus nyambung tw conect
BalasHapusKenapa jumlah ismiyah di ktakan tidak berubah2
BalasHapusSdgkan jmlah fikliyah dikatakn brubh2
apakah ada jumlah fi'liyyah yang kalau ditulis nggak ada fiilnya (tidak tertulis
BalasHapusTidak ada
HapusApakah jumlah fi'liyah bisa memiliki maf'ul lebih dari satu?
BalasHapus