Khabar Nawasikh Jumlah atau Syibhu Jumlah
9. إن المحدّ ينفع نفسه
10.
إن الولد زينته الأدب
11.إنّ الحياء من الإيمان
12.إنّ الحكم بعد التجربة
|
|
13.لعلّ الغائب يعود
14.لعلّ الإمتحان أسئلته سهلة
15.لعلّ محمدا في المنزل
16.لعلّ المبراة فوق الكرسي
|
|
Khabar nawasikh yaitu khabar yang ada pada
Kaana dan kawan-kawannya dan Inna dan kawan-kawannya. Dikatakan Nawasikh karena
adanya modifikasi pada mubtada’ dan khobar. Kaana dan kawan-kawan atau inna dan
kawan-kawan merupakan amil-amil yang masuk pada susunan mubtada’ khobar.
Sebagaimana khobar mubtada’ yang adakalanya
berupa mufrod, jumlah, dan syibhu jumlah. Pada khabar nawasikh pun demikian,
yaitu adakalanya berupa mufrad, jumlah dan syibhu jumlah. Seperti dalam contoh
diatas, hanya di ambil dua fi’il pada kaana dan kawan-kawannya dan dua huruf
pada inna dan kawan-kawannya. Karena, untuk amil yang lainnya dapat dikiyaskan
seperti contoh diatas.
Pada contoh nomor 1-8, amil yang masuk pada
susunan mubtada’ khobar adalah amil yang ada pada Kaana dan kawan-kawannya .
sedangkan nomor 9-18, amilnya berasal dari inna dan kawan-kawannya.
Untuk contoh nomor (1) yang menjadi khobar-nya
kaana adalah يتألم yaitu berupa fi’il, oleh karena ia berupa fi’il, maka
khobarnya dinamakan khobar jumlah fi’liyah. Lalu , Pada nomor (2), برده شديد adalah khobarnya
kaana yang berbentuk jumlah. Oleh karena ia diawali dengan isim, maka khobar
tersebut dinamakan khobar jumlah ismiyah. Kemudian, pada nomor (3) yang menjadi
khobar nawasikh berupa jar majrur. Sebagaimana yang kita ketahui apabila jar
majrur memasuki pada suatu kedudukan pada i’rab, maka ia dinamakan syibhu
jumlah. Berarti khabar nawasikh pada nomor (3) berupa syibhu jumlah. Karena
terdiri dari jar majrur, yaitu في sebagai huruf jar dan
الكوب sebagai majrurnya. Untuk nomor (4) hampir sama dengan nomor (3),
yaitu khobar nawasikh yang berupa syibhu jumlah. Hanya saja yang ada pada nomor
(4), yang menjadi syibhu jumlah berupa zaraf , yaitu خلف.
Untuk contoh yang lainnya , tidak jauh
berbeda dengan nomor 1-4. Hanya saja pada nomor 5-8, amil yang masuk adalah
kawannya kaana yang lain, yaitu أصبح. Dan nomor 9-18 yang
menjadi amilnya yaitu Inna dan kawan-kawannya.
Yang perlu menjadi catatan, amalan Kaana
dan kawan-kawannya yaitu merofa’kan isimnya dan menashabkan khobarnya.
Sedangkan untuk Inna dan kawan-kawannya, mereka menashabkan isimnya dan
merofa’kan khabarnya. Berarti
pada nomor 1-8, khobarnya beri’rab nashab. Tetapi, karena berupa jumlah atau
syibhu jumlah, maka mereka hanya menempati kedudukan i’rab nashab saja(bukan
i’rab secara lafaz). Sedangkan khabar yang ada pada inna dan kawannya pada
nomor 9-18, mereka menempati kedudukan i’rab rafa’.
القواعد :
خبر كان و أخواتها و خبر إنّ و أخواتها كما
يكون كل منهما مفردا يكون جملة فعلية, و جملة اسمية, و شبه جملة.
Khabar kaana dan kawan-kawannya, dan Khabar Inna dan kawan-kawannya
masing-masing bisa berupa mufrad, jumlah fi’liyah, jumlah ismiyah, dan syibhu
jumlah.
|
Peletakan fathah pada hamzahnya Inna
يسرني إطاعتك
يؤلمني كثرة
الغبار
أتمنّى طلوع
القمر
علمت تحرّك
القطار
ظنّ حسن
النتيجة
عرف جراءة
السارق
أعطيته لفقره
لا شك في
وجوب الأدب
|
|
Sebelum masuk pada contoh, alangkah baiknya
kita terlebih dahulu mengulas kembali tentang pelajaran sebelumnya.
Telah dijelaskan yang lalu, bahwa fi’il adalah
suatu pekerjaan yang terjadi pada waktu/zaman tertentu. Fi’il itu adakalanya
berupa fi’il madhi,mudhari’ dan amr. نصر adalah fi’il madhi yang menunjukan suatu
pekerjaan menolong pada waktu yang lampau atau sudah terjadi. Dan يكتبmerupakan fi’il mudhari’ yang menunjukan
suatu pekerjaan menulis pada waktu yang sedang
dilakukan atau pekerjaan yang akan dilakukan. Adapun قف adalah fi’il amar yang menunjukan perintah. Oleh
karena perintah, maka pekerjaan tersebut suatu pekerjaan yang belum terlaksana.
Sehingga fi’il amar termasuk fi’il yang masuk dalam kategori istiqbal.
Selain fi’il ada lagi yang dinamakan dengan
mashdar. Mashdar adalah isim yang terbentuk dari fi’ilnya. Seperti استغفار adalah mashdar dari
fi’il madhi استغفر. Mashdar dari fi’il madhi اجتمع adalah اجتماع . (Silahkan lihat
pada tabel amsilah tashrifiyah, disana tersedia banyak bentuk contoh mashdar).
Mashdar terbagi menjadi dua, yaitu mashdar sharih seperti استغفار,اجتماع,طلوع,صون,اكرام dan lain sebagainya. Lalu, mashdar yang satu lagi yaitu
dinamakan mashdar muawal. Mashdar muawal
yaitu mashdar yang terbentuk dari أنْ dan فعل المضارع , atau dari أنّ beserta isimnya dan
khobarnya, yang bisa ditakwilkan ke mashdar sharih. Atau dengan kata lain
mashdar yang tidak disebutkan secara zahir/sharih.
Sekarang lihatlah pada contoh diatas, pada
bagian sebelah kanan terdapat أنّ beserta isimnya dan khobarnya. Pada contoh
tersebut, أنّ beserta isimnya dan khobarnya dinamakan
mashdar muawwal. Adapun kalimat yang ada pada sebelah kiri merupakan mashdar
sharih , takwil dari mashdar muawwal di sebelah kanan. Jadi, lafal-lafal
seperti إطاعة,كثرة,طلوع,تحرك, حسن,جراءة , فقر, وجوب merupakan mashdar
dari مطيع,
كثير, طالع, متحرك, حسنة, جرئ,فقير ,واجب . dan pada contoh
diatas, harokat dari hamzahnya أنّ difathahkan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hamzahnya أنّ difathahkan apabila أنّ beserta isimnya dan
khobarnya menempati kedudukan mashdar, yaitu mashdar muawwal.
Dari contoh diatas pada nomor 1 dan 2,
mashdar muawwal menempati kedudukan fa’il. Adapun nomor 3 dan 4, ia sebagai
maf’ul bih. Dan pada nomor 5 dan 6, ia berkedudukan sebagai naibul fa’il.
Sedangkan nomor 7 dan 8 terakhir, ia kedudukannya sebagai yang majrur oleh
huruf jar. Sehingga bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa mashdar muawwal bisa
menempati kedudukan fa’il, naibul f’il, maf’ul bih, dan majrur.
القواعد :
تفتح همزة أنّ إذا حلّت هي و اسمها و خبرها محل المصدر
Hamzah pada huruf أنّ diharokati dengan fathah apabila أنّ beserta isimnya dan
khabarnya menempati kedudukan mashdar
المصدر المكوّن من أنّ واسمها وخبرها يسمى بالمصدر
المؤوّل
Mashdar yang terbuat dari أنّ beserta isimnya dan khabarnya, dinamakan
mashdar muawwal
يكون المصدر المؤوّل فاعلا, و مفعولا, به, و نائب فاعل, و
مجرورا بحرف جر
Mashdar muawwal dapat berupa fa’il,
maf’ul bih, naibul fa’il dan yang majrur oleh huruf jar.
|
DAFTAR PUSTAKA
ِAl-Jārim, Ali dan Mushtafa Amīn.An-Nahwu Al-Wādhih fii
Qawā’idil Lughatil ‘Arabiyyah.
ِ
شكراكثير atas penjelasannya
BalasHapus