Author : Nila Khairu Nailin
ANALISIS
PUISI “TUHAN AKU TETAP MENCINTAIMU”
KARYA MULYADI J. AMALIK
A. PENDAHULUAN
Manusia dari cipta, rasa dan karya, dimana rasa menjadikan manusia dapat sensasi dengan jiwanya yang menciptakan, menghasilkan karya berupa seni. Puisi merupakan salah satu bentuk karya seni yang indah dalam bentuk kata dan bahasanya, namun mempunyai arti banyak.
Dalam kesempatan ini, akan mengurai dan menganalisis puisi yang berjudul “Tuhan Aku Tetap Mencintai-Mu” karya Mulyadi J. Amalik. Beliau merupakan alumnus Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Karya beliau yang berjudul “Tuhan Aku Tetap Mencintai-Mu” akan dijelaskan lebih detail lagi pada bab selanjutnya.
B. PEMBAHASAN
· TEORI
Unsur-unsur intrinsik puisi :
1. Tema
Tema merupakan permasalahan atau ide pokok yang diangkat sebelum mengarang.
2. Nada dan Suasana
Nada disini berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat membaca puisi.
3. Perasaan
Perasaan merupakan suasana hati penyair.
4. Diksi (Pemilihan Kata)
Kesalahan menentukan pilihan kata(diksi) dalam sebuah kalimat dapat membuat informasi dan pesan kalimat tidak tersampaikan atau tidak dipahami dengan sempurna.
C. ANALISIS PUISI
Berikut adalah kutipan puisi “Tuhan Aku Tetap Mencintai-Mu” karya Mulyadi J. Amalik :
Tuhan Aku Tetap Mencintai-Mu
Selalu aku mau menikmati hidup
Dalam kerinduan, Tuhan.
Bersama-Mu mengosongkan perasaan
Membunuh segala yang memasung mata batin.
Ingin ku mengembalikan
Segala yang Engkau berikan, Tuhan
Untuk membayar kecintaan-Mu
Dengan seluruh tubuh telanjang
Yang terlucuti dari semua dekapan duniawi
Oh, betapa lelah mengejar-Mu,
Tuhan, jangan lagi kau berikan jarak yang begitu jauh
Karena aku sudah mengerahkan seluruh dendam
Pada wajah-Mu yang setia
Tapi, Engkau selalu berkelit,
Seolah sengaja membentangkan ruang yang amat
Panjang
Agar aku terus saja mengejar-Mu
Dengan tumpahan harapan yang paling dalam
Kalau itu yang Engkau mau
Biarlah aku menembus-Mu dengan caraku, Tuhan
Menghukum diri dengan rasa sakit yang
Terpedih,
Menanggalkan setiap penggal kepongahan,
Mengosongkan setiap jengkal kembara pikiran dan hati
Dari kepungan hari demi hari,
Kepungan kesementaraan yang tak terukur
Kalau itu yang engkau mau
Biarlah aku menembus-Mu dengan caraku, Tuhan
Sampai aku lelap mendekap-Mu tanpa batas waktu
Sampai kutuntaskan kerinduanku pada-Mu
Untuk sepanjang kelelahan perjalananku
Yang tak kunjung menghampiri pelabuhan
Tuhan, aku tetap mencintai-Mu
Kotabaru, Yogyakarta
Mei 2003
Dan di bawah ini adalah analisis penulis terkait puisi diatas :
1. Tema
Puisi “Tuhan Aku Tetap Mencintai-Mu” karya Mulyadi, J. Amalik diatas menggunakan tema tentang ketuhanan. Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti. Pertama, diksi[1] yang digunakan sangat kental dengan kata-kata yang bermakna ketuhanan. Pada paragraf pertama disini dapat di analisis bahwa seseorang yang benar-benar mencintai kepada Tuhannya, dan seseorang tersebut akan selalu bertemu dengan pasangannya yang sebagaimana bahwa pada saat seseorang akan merasakan bahwa hati ini akan selalu dekat denganmu, sebagaimana dalam ayat-ayat suci disebutkan :
ادْعُوْنِى اِسْتَجِبْ لَكُمْ
“Maka barangsiapa yang selalu berdo’a kepada-Ku maka Aku kabulkan permintaannya”.
Begitulah bagi seseorang yang benar-benar menikmati kehidupan yang di dalam hidup itu selalu penuh dengan kerinduan untuk menantikan berjumpa dengan-Nya. Karena hanya dengan-Nya lah dia mampu mengosongkan hatinya untuk selalu mengingat-Nya.
Kata “dia” yang digunakan sebagai judul menggambarkan seseorang yang benar-benar zuhud (melupakan kecintaan terhadap dunia dan benar-benar fokus terhadap Tuhan). Kata-kata lain yang mendukung tema adalah : Tuhan, Bersama-Mu, Kecintaan-Mu, Mengejar-Mu, Wajah-Mu, Menembus-Mu, Mendekap-Mu.
2. Nada dan Suara
Nada berarti sikap penyair terhadap pokok permasalahan(feeling) atau sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembacaan sebagai akibat pembacaan puisi.
Nada yang berhubungan dengan tema Ketuhanan menggambarkan penyesalan diri akan betapa kotornya diri yang berlumur dosa, berhubungan dengan pembaca maka puisi “Tuhan Aku Tetap Mencintai-Mu” tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini, tak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Dan betapa sulitnya mengembalikan diri menjadi suci. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan, jangan sampai Tuhan murka dengan kedzaliman kita.
3. Perasaan
Perasaan yang berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi “Tuhan, Aku Tetap Mencintaimu” gambaran perasaan penyair adalah perasaan permohonan. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain : Mengejar-Mu, Menembus-Mu.
4. Amanat
Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi “Tuhan Aku Tetap Mencintai-Mu” ini berisi amanat kepada pembaca, yautu berpegang teguhlah selalu dalam menjalani hidup, yaitu dengan kita beristiqamah dalam segala hal dan sebagai manusia seharusnya bermuhasabahlah untuk selalu menjadi insan yang hari ini lebih baik dan hari esok pasti akan lebih baik lagi dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung. Seperti yang dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan bersungguh-sungguhlah selalu dalam menjalani hidup dan jangan putus asa. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut :
Kalau itu yang Engkau mau
Biarlah aku menembus-Mu dengan caraku, Tuhan
Sampai aku lelap mendekap-Mu tanpa batas waktu
Sampai kutuntaskan kerinduanku pada-Mu
Untuk sepanjang kelelahan perjalananku
Yang tak kunjung mengahampiri pelabuhan
Tuhan, aku tetap mencintai-Mu
D. RIWAYAT PENULIS
Mulyadi J. Amalik, lahir di Tulung, Selapan, Ogan Komering, Sumatera Selatan, 10 Oktober 1969, alumnus fakultas filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, ini pernah giat di teater potlot dan kelompok studi kebudayaan kali Musi, Palembang (1988-1990), dan Pelajar Islam Indonesia di Palembang (1988-1990), dan Yogyakarta (1991-1995). Pada masa Orde Baru, ia menjadi koordinator dewan nasional Partai Uni Demokrasi Indonesia (PUDI), dan koordinator wilayah PUDI Daerah Istimewa Yogyakarta, merangkap ketua cabang PUDI cabang kota Yogyakarta( Desember 1997-Maret 1999).
Selepas bekerja dipusat Studi HAM UII di Jurusan Sosiologi –Studi Pembangunan Pascasarjana UGM, Yogyakarta. Pada saat yang sama, ia aktif dalam berbagai koalisi advokasi di Yogyakarta. Seperti koalisi masyarakat untuk keistimewaan Yogyakarta, dan Udin Center aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta. Saat ini , selain bekerja di LSM Dutha Tani Karawang. Ia aktif dalam Pergerakan Indonesia (IP) Yogyakarta..
Puisi-puisinya telah termuat dalam antologi puisi komposisi masyarakat pasar dan surat perintah, 21 Mei (Yayasan Aksara Indonesia, Yogyakarta, 2000). Antologi Ghirah (Sriwijaya Media Utama, Palembang, 1992), dan Antologi potret pariwisata Indonesia dalam puisi (Pustaka Komindo, Jakarta, 1991). Selain menulis puisi, ia juga menulis karya ilmiah dan mencoba karya sestra lainnya.
E. KESIMPULAN
Puisi “Tuhan Aku Tetap Mencintai-Mu” karya Mulyadi J. Amalik merupakan puisi pilihan yang ia buat dengan tema, suasana, perasaaan dan diksi yang sempurna menghasilkan karya –karya yang pantas untuk dipublikasikan.
Dalam puisinya tersebut, Penyair mengisahkan dirinya dalam posisi penyesalan diri atas dosa-dosanya dan betapa sulitnya mengendalikan diri menjadi suci. Sehingga dengan prinsip berpegang teguh, dan istiqamah yang dia pilih dalam menjalani hidup, dengan cara tetap mencintai Tuhannya.
F. DAFTAR PUSTAKA
Amalik, Mulyadi J..2004.Kuburan Bagi Penyair. Jogjakarta : Ombak.
Wachid, Abdul dan Heru Kurniawan.2010.Kemahiran Berbahasa Indonesia 1. Purwokerto : STAIN Press.
[1] Abdul Wachid, B.S., Heru Kurniawan.,Kemahiran Berbahasa Indonesia 1(Purwokerto: STAIN Press, 2010), Hal.88.
0 comments:
Posting Komentar
harap komentar dengan kata-kata sopan dan bukan komentar spam, cara anda berkomentar menandakan kepribadian anda. Terima Kasih!
please comment with polite words and not a spam comments, how you commented signifies your personality. Thank You!
يرجى التعليق بكلمات مهذبة وليس البريد المزعج تعليقات، وكيف علق يدل على شخصيتك. شكرا.